uploaded.to

Halal Guide

Label

Jumat, 29 Juli 2011

[New post] Dandang Gendis Bantu Normalkan Gula Darah

Dandang Gendis Bantu Normalkan Gula Darah

Dandang Gendis (Clinacanthus nutans)

KOMPAS.com - Tanaman pagar ini memang tidak begitu populer dibandingkan dengan jenis herba lainnya. Namun, beberapa penelitian justru mengungkap peluang dandang gendis sebagai herba yang potensial menormalkan kadar gula darah.

Menyebut namanya, orang akan teringat salah satu tembang Jawa, yakni Dandang Gulo (gendis). Kertajaya, raja terakhir dari Kerajaan Kediri di Jawa Timur, juga dikenal dengan nama Dandang Gendis. Namun, yang diulas di sini adalah tanaman obat yang biasa tumbuh di daerah tropis. Orang Sunda biasa menyebutnya ki tajam.

Menurut pengembang tanaman obat, Hartini Koentjoro, dandang gendis jika hendak diolah menjadi herbal harus dijadikan ekstrak terlebih dulu. Secara umum, dandang gendis tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus dicampur dengan herba lainnya.

"Biasanya setelah diekstrak dengan cara dikeringkan, dandang gendis dapat dicampur atau dikombinasi dengan meniran. Manfaatnya sebagai ramuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh," ungkap pemilik kebun tanaman obat Sekar Peni ini.

Dandang gendis biasa dicampur dengan meniran karena keduanya memiliki manfaat yang sama, yakni untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Caranya, lanjut Hartini, kedua herba ini direbus bersamaan, lalu ditambahkan sedikit madu agar terasa manis.

Sebagai ramuan pengontrol gula darah, dandang gendis dapat dimanfaatkan tunggal, tanpa campuran. Biasanya dibuat ekstrak kering untuk dijadikan teh. Namun, seperti diingatkan Yayuk dari Tersono Herba Mandiri, kita harus berhati-hati dalam memanfaatan daun dadang gendis sebagai herba, terutama jika direbus.

"Jika dalam bentuk segar, agar saat direbus manfaatnya tidak terbuang, sebaiknya layukan dulu sebelum direbus. Petik daun di pagi hari, sorenya baru diolah," katanya lagi.

Belum Dikembangkan Tentang khasiat dandang gendis untuk meredakan penyakit diabetes memang cukup menarik. Setidaknya beberapa penelitian membuktikan bahwa herba ini memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

Salah satu penelitian dilakukan oleh Departemen Farmasi Institut Teknologi Bandung. Dalam penelitian tersebut dilakukan penapisan aktivitas antidiabetes berbagai fraksi dari ekstrak air daun dandang gendis menggunakan metode diabetes aloksan dan toleransi glukosa pada mencit galur Swiss Webster jantan.

Simplisia daun dandang gendis diekstraksi dengan air dan difraksinasi lebih lanjut dengan pelarut polar (etanol), semipolar (etilasetat), dan nonpolar (n-heksan). Ekstrak air diuji efeknya terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit diabetes aloksan dengan glibenklamid dosis 0,65 mg/kg bb sebagai pembanding.

Kemudian ekstrak air dan fraksi diuji potensi antidiabetesnya dengan metode toleransi glukosa untuk menentukan fraksi yang paling aktif. Setelah itu dilakukan telaah hubungan dosis 50, 100, dan 150 mg per kg bb ekstrak fraksi yang paling aktif dengan efek antidiabetes yang dihasilkan.

Fraksi tersebut dipisahkan lebih lanjut dengan cara kromatografi preparatif isolat. Hasil kromatografi preparatif diuji untuk menentukan isolat yang paling berpotensi sebagai antidiabetes.

Fakta ini tentu menarik, sayangnya sampai sekarang belum ada perusahaan farmasi yang tertarik untuk mengembangkannya.

Sebagai pencegahan Di kalangan pengobat tradisional dan herba, manfaat dandang gendis sudah lama dikenal. Tak hanya untuk menormalkan laju gula darah, tetapi juga untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan minuman sehat (jika dibuat ekstrak kering).

Menurut Yayuk, daun dandang gendis memiliki kemiripan dengan meniran. Selain itu, dandang gendis juga memiliki sifat diuretik, sehingga baik untuk peluruh kencing. Meski begitu, ia mengingatkan, penderita gangguan ginjal tetap harus berhati-hati bila hendak mengonsumsi ramuan dandang gendis.

"Secara umum manfaat dandang gendis lebih tepat sebagai pencegahan, bukan pengobatan. Jadi, mereka yang mengalami masalah ginjal ada baiknya tidak sering mengonsumsi ramuan dandang gendis. Bila tetap ingin mengonsumsinya, tidak melebihi segelas ramuan sehari," ujar Yayuk.

Seperti meniran, dandang gendis juga relatif mudah dipelihara sebagai penghias halaman atau tanaman pagar. Tumbuh kembangnya mudah. Dandang gendis juga merupakan tanaman yang mandiri alias tak perlu perawatan khusus.

"Dibiarkan saja, asal cukup air, minimal sekali seminggu disiram, tanaman ini dapat hidup sendiri," tuturnya.

Secara fisik dandang gendis hampir mirip tanaman beluntas, meski lebih tinggi dan rimbun. Ciri tanaman ini adalah berbentuk perdu, batangnya tegak dengan tinggi kurang lebih 2,5 meter.  Tanaman ini mempunyai batang yang beruas dan berwarna hijau.

Meramu Ki Tajam

Dandang gendis juga populer disebut ki tajam, khususnya di daerah Jawa Barat. Berikut beberapa contoh ramuannya.

- Menormalkan gula darah

Ambil dua genggam atau 10 gram daun dandang gendis yang telah dilayukan. Kemudian masukkan ke dalam air yang telah mendidih dan rendam di dalamnya sekitar satu menit. Saring untuk diambil airnya. Setelah dingin, dapat langsung diminum

- Daya tahan tubuh

Ambil dua genggam atau 10 gram daun dandang gendis yang telah dilayukan dan 10 gram daun meniran. Kedua bahan dimasukkan ke dalam air yang telah mendidih dan rendam di dalamnya sekitar satu menit. Saring untuk diambil airnya. Setelah dingin dapat langsung diminum. Anda juga dapat menambahkan ramuan tersebut dengan madu secukupnya.

- Minuman sehat

Ambil secukupnya ekstrak (daun yang telah dikeringkan) dandang gendis, kemudian campur dengan air panas seperti membuat teh. Tambahkan sedikit gula batu atau madu sebagai pemanis.

@ Lalang Ken Handita

sumber: KompasHealth/Gaya Hidup Sehat

Plantisol-HPA, herbal untuk penderita diabetes

Komentari tulisan ini



Trouble clicking? Copy and paste this URL into your browser: http://subscribe.wordpress.com

[New post] Seri TOGA: Batu Luruh oleh Avokad

Seri TOGA: Batu Luruh oleh Avokad

author : Agus Surono

xenia/morgueFile.com

Avokad, bisa digunakan untuk mengatasi sariawan.

Tak hanya enak dijus atau dimakan begitu saja dengan ditaburi gula pasir, avokad (Persea americana Mil) ternyata memiliki khasiat sebagai obat. Tanaman ini termasuk famili tumbuhan Lauraceae. Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia. Misal pada buahnya terkandung saponin alkaloida, flavanoid, dan tanin. Sedangkan daunnya mengandung saponin alkaloida, flavanoid, polifenol, quersetin, dan gula alkohol persiit.

Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisional lain disebutkan bahwa daun tanaman ini memiliki rasa pahit dan kelat. Bagian yang digunakan untuk pengobatan adalah daging buah, daun, dan biji. Daun bisa digunakan sebagai peluruh kencing dan antibakteri (Staphylococcus, sp., Pseudomonas, sp., Escherichea, sp., Bacillus, sp.). Untuk biji bisa digunakan sebagai antiradang dan analgesik.

Perbanyakan avokad menggunakan biji. Pemeliharaan tanaman ini mudah. Cukup penyiraman dan menjaga kelembaban tanah. Pemupukan hanya sebatas pupuk dasar. Tanaman ini menghendaki tempat yang cukup sinar matahari.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya:

  • Sariawan.
    Sebuah daging buah avokad yang sudah masak diberi 2 sendok makan madu murni, diaduk secara merata, dan dimakan. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
  • Kencing Batu.
    Bahan yang dibutuhkan: 4 lembar daun avokad, 3 buah rimpang teki, 5 tangkai daun randu, setengah biji pinang, 1 buah pala, 3 jari gula enau. Semua bahan dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2¼ gelas. Setelah dingin, saring, dan minum 3 kali masing-masing ¾ gelas.
  • Darah tinggi, sakit kepala.
    Tiga lembar daun avokad dicuci bersih lalu diseduh dengan 1 gelas air panas. Dinginkan, saring, dan minum.
  • Kulit muka kering.
    Buah diambil isinya lalu dilumatkan sampai seperti bubur. Dipakai sebagai masker. Setelah masker kering basuh muka dengan air.
  • Sakit gigi karena berlubang.
    Masukkan pecahan biji avokad ke lubang.
  • Bengkak karena peradangan.
    Tumbuk biji avokad sehingga menjadi seperti tepung. Tambahkan air sehingga menjadi seperti bubur dan balurkan ke bagian tubuh yang sakit.
  • Kencing manis/diabetes.
    Biji dipanggang di atas api, dipotong kecil-kecil, lalu direbus sampai airnya menjadi cokelat. Dinginkan, saring, dan minum.
  • Nyeri saraf dan lambung.
    Daun 3 - 6 lembar diseduh, saring, dinginkan, lalu diminum.
  • Saluran napas membengkak, menstruasi tidak teratur.
    Daun 3 - 6 lembar diseduh, minum setelah dingin dan disaring.

Catatan: wanita hamil dilarang memakai ramuan ini.

Sumber: Intisari-Online / Materi Pelatihan Profesional Tanaman Obat, Yayasan Pengembangan Tanaman Obat Karyasari

Ngopi sekaligus mendapatkan khasiat Herba? Klik di sini…

Komentari tulisan ini



Trouble clicking? Copy and paste this URL into your browser: http://subscribe.wordpress.com

Kamis, 28 Juli 2011

[New post] Lebih Baik Dimasak atau Dimakan Mentah?

Lebih Baik Dimasak atau Dimakan Mentah?

Shutterstock

Ilustrasi

KOMPAS.com — Bagi sebagian orang, sayuran mentah terasa lebih nikmat ketimbang dimasak. Namun, yang lain merasa lebih aman untuk menyantapnya saat sudah dimasak. Rupanya, sejumlah sayuran ada sebaiknya disantap ketika masih segar dan ada pula yang mesti direbus terlebih dulu semata-mata demi kesehatan tubuh.

Segar memang baik, tetapi ada kalanya makanan yang dimasak lebih baik bagi sistem pencernaan. Menurut para peneliti Italia, memasak (tergantung metodenya) dapat menjaga dan kadang mendongkrak nilai nutrisi dari sayur.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dipublikasikan dalam British Journal of Nutrition. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa mereka yang menjalani diet ketat makanan mentah memiliki kadar likopen di bawah rata-rata.

Likopen adalah antioksidan yang memberi warna merah pada sejumlah buah dan sayur. Selain itu, likopen memiliki bahan antikanker poten dan penurun kolesterol.

Dijelaskan oleh Sharon Natoli, dietisi dari Food and Nutrition Australia, "Tomat yang dimasak terlebih dulu menjadi sumber likopen yang lebih baik daripada yang dimakan mentah."

Apa sebabnya?

"Karena proses memasak akan membantu memecah dinding sel tumbuhan, membuat nutrisi yang terkandung di dalamnya lebih mudah tersedia bagi sistem pencernaan," katanya.

Meski demikian, beberapa sumber makanan lebih baik bila dikonsumsi saat segar. Pasalnya, sejumlah nutrisi dapat rusak saat terpapar panas.

"Beberapa nutrisi, seperti vitamin C, sangat sensitif terhadap panas. Maka, semakin lama proses memasak, zat gizi kian rentan untuk rusak," imbuh Sharon, seperti dikutip Good Health.

Dengan fakta itu, Sharon pun memberi saran untuk menggabungkan sayur mentah dan dimasak supaya nilai nutrisinya menjadi optimal.

Bawang putih

Potong-potong dan diamkan terlebih dulu sebelum dimasak. Bawang putih mengandung allicin yang memiliki kemampuan melindungi tubuh dari risiko penyakit jantung. Nah, memasak akan menonaktifkan enzim yang dibutuhkan untuk mendorong allicin.

Kecuali Anda suka mengunyahnya dalam kondisi mentah, peneliti AS merekomendasikan mencincangnya terlebih dulu dan mendiamkan sekitar 10 menit sebelum dimasak. Cara ini membuat enzim bekerja sebelum panas merusaknya.

Bayam

Masak dulu sebelum disantap. Bayam termasuk sayur kaya kalsium. Namun, bayam juga tinggi oksalat, yang bisa menghambat aksesibilitas kalsium. Untungnya, proses memasak dapat mengurangi kadar oksalat tersebut dan di sisi lain meningkatkan kandungan lutein.

Setengah cangkir bayam yang suclah dimasak mengandung 6,3 mg lutein, sedangkan secangkir bayam mentah hanya mengandung 3,6 mg.

Brokoli

Santap mentah atau setelah dikukus sebentar. Brokoli, seperti disebutkan pada sejumlah penelitian, mengandung sulforafane, bahan kimia yang bertindak sebagai antikanker.

Sayangnya, proses memasak yang terlalu panas akan merampas bahan kimia tersebut. Panas akan merusak enzim dalam brokoli yang disebut mirosinase.

Jagung

Dimasak, kalau bisa agak lama, sebelum dimakan. Penelitian menunjukkan, semakin lama jagung dimasak, semakin banyak kandungan antioksidannya. Dari 22 persen meningkat setelah 10 menit dipanaskan, dan hingga lebih dari dua kali lipatnya setelah 50 menit pemasakan.

Proses memasak ini akan melepaskan antioksidan spesifik dan sulit dijumpai, yaitu asam ferulik yang membantu melawan kanker. Para periset juga menjumpai peningkatan hingga 900 persen setelah dimasak lebih dari 50 menit.

Selain proses pemasakan, jagung kalengan juga memiliki kandungan antioksidan lebih baik ketimbang jagung segar.

Kubis

Makan mentah atau dimasak sebentar. Studi menunjukkan, perempuan yang mengonsumsi empat porsi atau lebih kol kubis mentah atau yang dimasak sebentar seminggu selama remaja, 72 persen lebih sedikit mengalami kanker payudara dibandingkan dengan yang hanya mengonsumsi satu atau dua porsi seminggu. Konsumsi kol selama dewasa juga memberi efek perlindungan.

Untuk mendapat efek lebih tinggi, pilih kubis ungu ketimbang kol putih. Kubis ungu memiliki aktivitas antioksidan enam kali lebih tinggi daripada yang putih kehijauan.

Tomat

Santap usai dimasak dengan minyak zaitun. Proses memasak akan mendongkrak likopen dalam tomat. Para ahli di AS menyebutkan bahwa terpapar panas selama dua menit akan melipatgandakan jumlah likopen dalam tomat. Sementara dimasak selama satu jam akan meningkatkan kadar likopen hingga 164 persen.

Tambahan minyak zaitun akan memberi manfaat lebih. Peneliti di Melbourne, Australia, menjumpai bahwa minyak zaitun secara nyata meningkatkan jumlah likopen yang diserap selama proses pencernaan.

Satu hal yang pedu diperhatikan, sebaiknya tidak menyimpan tomat dalam kulkas. Studi di Selandia Baru menunjukkan, tomat yang disimpan pada suhu 25 derajat celsius, setelah 10 hari, mengandung likopen dua kali lebih banyak daripada yang disimpan pada suhu sekitar 7 derajat celsius.

Wortel

Santap bila sudah dimasak. Menurut penelitian di Arkansas, AS, wortel yang sudah dimasak mengandung antioksidan 34 persen lebih banyak ketimbang yangn masih mentah. Selain itu, kandungan falkarinol, komponen dengan bahan antikanker, lebih banyak.

Hal ini seperti dijelaskan pada penelitian di UK's Newcastle University, karena wortel yang sudah dimasak, komposisinya berubah. Wortel yang sudah dimasak akan kehilangan kemampuannya dalam menahan air. Akibatnya, konsentrasi falkarinol meningkat.

Saran para ahli, masak wortel dalam keadaan utuh.Trik ini akan membuat kandungan falkarinolnya 25 persen lebih banyak. (Diana Y Sari)

sumber: health.kompas.com/Gaya Hidup Sehat

 

Suplemen kesehatan anakExtragreen jawabnya…

 

 

Komentari tulisan ini



Trouble clicking? Copy and paste this URL into your browser: http://subscribe.wordpress.com

[New post] Seri TOGA: Atasi Diabetes dengan Tomat

Seri TOGA: Atasi Diabetes dengan Tomat

author : Agus Surono

Buah tomat (Solanum lycopersicum) gampang ditemui di keseharian. Biasa dikonsumsi langsung saat masih segar tanpa dimasak terlebih dahulu. Meski sedikit asam tapi rasanya enak dan segar. Tanaman tomat termasuk yang toleran terhadap ketinggian. Tanaman ini sangat menyukai tanah yang gembur dan kaya unsur hara agar pertumbuhannya optimal.

Tanaman ini memiliki bentuk daun yang bercangap menyirip. Bunganya berbentuk bintang dan berwarna kuning, sedangkan buahnya berbentuk bulat atau agak pipih tergantung jenisnya. Secara umum tomat sudah bisa dipanen saat tanaman berumur 2 - 3 bulan. Buah tomat mengandung protein, kalsium, fosfor, besi, belerang, dan vitamin (A1, B1, dan C). Kandungan tersebut menyebabkan buahnya berkhasiat untuk pengobatan.

  • Diabetes
    Tomat dan semangka secukupnya dipotong-potong, lalu dibuah jus. Jus ini diminum beberapa kali sehari.
  • Gusi berdarah (gingivitis)
    Buah tomat dicuci bersih, lalu dimakan segar. Untuk pengobatan gusi berdarah ini setidaknya jumlah yang dikonsumsi sebanyak satu buah per hari selama satu bulan.
  • Bisul di mulut
    Buah tomat secukupnya dimasak bersama ikan segar, lalu dimakan sebagai lauk. Cara pengobatan ini dilakukan setiap hari selama 1-2 minggu hingga ada perubahan.
  • Bisul di perut
    Sebanyak satu buah tomat dipotong-potong kecil. Ke dalam potongan tomat tersebut ditambahkan sari buah dari satu buah jeruk asam dan madu secukupnya, lalu diaduk merata. Setelah itu ramuan dapat diberikan kepada penderita beberapa kali sehari dalam jumlah sedikit. Lakukan selama 3 minggu.
  • Kulit bengkak akibat keracunan
    Batang dan tomat direbus dalam air hingga mendidih, lalu didinginkan. Air rebusan tersebut dibalurkan ke bagian yang sakit. Untuk penderita panas dalam di perut dan usus sebaiknya hanya mengonsumsi buah tomat dalam jumlah yang sangat sedikit.
sumber: Intisari Online

Komentari tulisan ini



Trouble clicking? Copy and paste this URL into your browser: http://subscribe.wordpress.com

[New post] Racun Keluar Saat Berpuasa

Racun Keluar Saat Berpuasa

author : Agus Surono

Cobalah ingat-ingat. Dalam beberapa hari terakhir apakah Anda sering sakit kepala? Terganggu oleh sariawan? Kulit bermasalah? Tubuh cepat lelah? Jika iya, berhati-hatilah. Menurut Andang Widhawari Gunawan, konsultan gizi dan penggagas Food Combining, kondisi itu menandakan adanya tumpukan toksin di dalam tubuh Anda.

Toksin atau racun, tentu harus dikeluarkan dari tubuh. Jika jumlahnya sudah berlebih, ia akan menumpuk dan menyebabkan toksemia (kondisi keracunan dalam darah). Jangan aggap enteng toksemia sebab ia berkaitan dengan hampir semua penyakit degeneratif. Penjelasan singkatnya begini. Sel-sel tubuh kita memperoleh makanan dari darah, sedangkan darah memperolehnya dari usus. Usus menyerap makanan dari setiap zat yang kita konsumsi. Jika ada racun dalam saluran usus, racun akan terserap dan ikut beredar bersama darah ke setiap sel-sel tubuh.

Racun bisa berasal dari dalam (endogenus) atau dari luar (eksogenus). Yang endogenus misalnya sisa metabolisme, radikal bebas, produksi hormon berlebihan akibat stres, gangguan fungsi hormon, dan bakteri penyakit yang sudah ada di dalam tubuh. Jadi, makanan yang kita konsumsi untuk mencukupi kebutuhan gizi ternyata mengandung racun terselubung yang tidak kita sadari. Sedangkan faktor eksogenus diantaranya polutan, obat-obatan, hormon pada ternak, produk susu, makanan yang diproses, lemak trans, dan mikroba..

Sebenarnya tubuh sudah memiliki mekanisme sendiri dalam menangani toksin ini. Berkeringat, berkencing, dan berak merupakan detoksifikasi atau pengeluaran racun dari tubuh secara alamiah. Hanya saja, cara ini tidak serta merta menuntaskan masalah. Ada saja penyebab yang membuat mekanisme alamiah tadi terganggu.

"Bayangkan saja jika sehari saja kita mengalami gangguan buang air besar. Atau tidak lancar. Berarti tubuh kita menyimpan racun satu hari. Jika berhari-hari otomatis racun menumpuk dan mengendap. Jadi, melalui buang air atau berkeringat saja ternyata tidak cukup," jelas Andang. Untuk itulah kita harus melakukan detoksifikasi secara berkala.

Perbanyak konsumsi sayur
Detoksifikasi yang benar merupakan jawaban bagi tubuh untuk memperoleh zat-zat gizi yang tepat dan memberi kesempatan tubuh untuk lebih leluasa melakukan pembuangan. Organ yang berperan dalam proses detoksifikasi adalah liver dan saluran usus. Detoksifikasi yang hanya fokus pada pengeluaran racun saja sangat berbahaya sebab memberi tekanan pada kedua organ tadi. Jadi, selain mengeluarkan racun, detoksifikasi juga harus memberi makanan dan mendukung kerja organ-organ tadi.

Ada dua sistem detoks. Yang pertama detoks xenobiotik, yakni proses menetralisir toksin dari bahan kimia dan logam berbahaya yang berasal dari makanan dan udara. Sistem kedua adalah detoks antioksidan yang membersihkan zat reaktif terhadap oksigen atau radikal bebas seperti sinar ultraviolet, rokok, dan asap hasil pembakaran.

Sesungguhnya, puasa yang telah dilakukan bulan lalu (bagi umat Muslim) merupakan cara mudah dan aman berdetoks. Detoksifikasi sebaiknya dilakukan sekali dalam setahun selama 30 - 40 hari. Ini hanya ancar-ancar saja. Semakin kita tidak sehat tentu semakin sering dan lama waktu yang diperlukan untuk proses detoksifikasi. Agar tidak kaget jika harus berpuasa selama 30 - 40 hari, berlatihlah untuk berpuasa dua hari dalam seminggu.

Saat berpuasa, secara alamiah usus akan membersihkan diri. Di saat yang sama, organ tubuh lainnya seperti hati dan lambung akan beristirahat. Hati - organ terbesar dalam tubuh - memang memiliki tugas yang berat. Ia menjadi tempat menyaring segala sesuatu yang dikonsumsi maupun dihirup manusia, termasuk yang diserap dari permukaan kulit. Dengan berpuasa, tentu ada jeda sekian jam bagi hati untuk mengaso. Sedangkan lambung merupakan keranjang makanan yang tidak protes meski yang masuk adalah makanan "jelek".

Bagi pemula, mulailah melakukan proses detoksifikasi dengan lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah segar. Jenis makanan ini memiliki kandungan air dan serat yang tinggi sehingga membantu melancarkan pembuangan racun dari usus. Di samping itu juga sarat dengan vitamin, mineral, dan antioksidan yang sangat diperlukan organ-organ pendetoks tadi. Selanjutnya lakukanlah puasa dan jika membutuhkan, asuplah suplemen khusus detoks. Dalam memilih suplemen, sebaiknya yang mengandung bahan makanan organik. Kurangi semua makanan pembentuk asam selama 3 - 7 hari sebelum melakukan detoks. Begitu juga selama menjalani puasa, tahan dulu keinginan untuk mengonsumsi makanan pembentuk asam tadi. Makanan pembentuk asam adalah makanan yang mengandung protein (hewani), pati, dan lemak Efek bagi tubuh adalah munculnya asidosis, yakni penurunan keasaman darah (di bawah 7,35).

Proses pengeluaran racun pada awalnya terasa lamban. Terlebih bila racun sudah terbentuk lama. Proses pengeluarannya juga butuh waktu lama. Proses detoksifikasi yang baik memang butuh waktu, tapi hasilnya lebih tahan lama. Jangan terkejut dengan perubahan di dalam tubuh saat menjalani detoksifikasi. Dalam terapi pengobatan alami, reaksi tubuh seperti ini disebut sebagai healing crisis. Bentuk dan manifestasinya berbeda-beda tiap orang. Beberapa contoh misalnya warna urine berubah menjadi lebih keruh dan berbau menyengat; sering kentut dengan bau sangat menusuk; pusing, mual, nyeri sendi/otot, batuk atau flu; dan kotoran banyak disertai dengan mukus atau lendir yang cukup pekat.

Puasa 40 hari
Reaksi tadi biasanya muncul pada hari ketiga dan tidak berlangsung lama. Paling beberapa hari saja. Saat healing crisis muncul, jangan mengonsumsi obat-obatan apa pun. Jika tidak yakin dengan apa yang Anda rasakan, lebih baik berkonsultasi dengan ahli terapi nutrisi atau dokter yang mengerti soal terapi nutrisi.

Untuk mengatasi reaksi detoks, lakukanlah hal-hal berikut. (a) Istirahat di tempat sejuk dan memiliki sirkulasi udara yang baik. (b) Tidak berpanas-panas di bawah terik matahari. (c) Tidak melakukan aktivitas yang menghabiskan energi seperti berjalan jauh, olahraga berat, atau berhubungan seksual. (d) Sering minum, tetapi hanya boleh minum air putih dan jus buah segar. Warna urine yang keruh boleh jadi karena tubuh kekurangan cairan.

Selama krisis penyembuhan tadi, hindari makanan berat seperti daging, nasi, dan makanan berlemak. Begitu juga dengan paparan pestisida. Yang terpenting, bersabarlah. Apalagi bagi mereka yang racunnya sudah terbentuk sejak lama tentu butuh waktu lama juga untuk membersihkannya. Bayangkan saja ketika Anda harus membersihkan kerak kotoran yang sudah lama menempel di lantai kamar mandi.

Proses detoksifikasi sendiri memang berliku. Ada lima tahapan yang berlangsung dalam 40 hari. Tahap pertama berlangsung selama dua hari. Pada tahap ini kadar gula darah turun sampai di bawah 70 mg/dl. Untuk kembali normal, glikogen dari lever diubah menjadi glukosa dan dilepaskan ke darah. Glikogen juga bisa diambil dari otot, yang berakibat tubuh menjadi lemas. Untuk menghemat energi maka Basal Metabolic Rate (BMR) turun sehingga denyut jantung melambat dan tekanan darah pun turun. Healing crisis muncul pada tahap ini: sakit kepala, pusing, mual, nafas bau, mata berkabut, dan lidah terasa tebal. Tahap ini mungkin ditandai dengan rasa lapar yang sangat kuat.

Tahap kedua yang berlangsung pada hari ketiga sampai hari ketujuh, tubuh sudah mulai menyesuaikan diri dengan kondisi puasa. Sistem pencernaan istirahat dan memusatkan energinya pada pembersihan dan penyembuhan. Lemak diurai untuk melepas gliserol yang akan diubah menjadi gliserol. Oskidasi lemak menghasilkan keton-keton yang menekan selera makan. Kulit pun lebih berminyak (bahkan bisa muncul jerawat atau bisul) karena lemak-lemak rusak mulai dikeluarkan dari dalam tubuh. Organ-organ pembersihnya pun mulai diperbaiki, termasuk paru-paru. Jadi, kalau paru-paru terasa nyeri jangan takut. Perbaikan juga menyentuh usus besar sehingga plak pada dindingnya mulai lunak dan lepas. Nafas masih bau dan lidah masih terasa tebal.

Seminggu kemudian (hari ke-8 sampai ke-15) merupakan tahap ketiga, ditandai dengan peningkatan energi, pikiran lebih jernih, dan tubuh terasa lebih fit. Bekas luka lama mungkin menganggu dan menimbulkan nyeri karena kemampuan menyembuhkan dari tubuh meningkat selama proses detoksifikasi ini. Sel-sel darah putih mengeluarkan zat yang dapat melarutkan sel-sel mati. Zat inilah yang menimbulkan rasa nyeri pada saraf di sekitar bekas luka tadi. Nyeri ini justru menjadi penanda bahwa proses penyembuhan hampir mencapai finish. Nyeri (dan tegang) juga muncul pada otot akibat iritasi toksin (terutama di kaki sebab toksin berkumpul di kaki). Persoalan lain yang muncul pada tahap ini adalah sariawan akibat bakteri berlebihan di mulut.

Penyelesaiannya gampang: kumur dengan air garam.

Sisa hari sampai detoksifikasi selesai adalah tahap keempat. Tubuh sudah beradaptasi dengan proses detoks sehingga energi pun meningkat dan pikiran lebih jernih. Pikiran jernih mungkin terasa setelah hari ke-20. Emosi menjadi stabil, daya ingat dan konsentrasi meningkat. Tubuh telah bekerja pada kapasitas maksimum dalam mengganti sel-sel yang rusak. Keseimbangan homeostatik mencapai tingkat optimal. Sistem getah bening sudah bersih, namun lendir bisa saja masih keluar melalui hidung dan tenggorokan. Gangguan nafas sudah hilang, begitu juga lidah sudah normal, berwarna merah muda. Jadi, sudah pede lagi.

Tahap kelima adalah buka puasa. Saat berbuka ini, makanan yang masuk akan melepaskan plak pada dinding usus yang sudah meluak. Toksin masuk ke darah dan keluar dari tubuh melalui usus besar. Empedu membuang ampasnya melalui cairan emped dalam jumlah besan dan menyebabkan ingin segera buang air besar setelah makan. Mungkin saja diikuti dengan diare. Jika tak nyaman bisa dibantu dengan colon hydrotherapy.

Memang panjang dan tak nyaman (sepertinya) proses detoksifikasi. Namun ingatlah manfaat setelah itu: kulit menjadi bersih, sehat, kencang, dan lembut; berat badan turun; daya ingat meningkat; kadar gula darah, tekanan darah, fungsi liver, dan ginjal menjadi lebih baik; gejala-gejala penyakit seperti alergi, sakit kepala, kembung, dan sebagainya hilang; dan masih banyak lagi.

Jadi, mengapa tak diteruskan puasanya? Atau yang belum berpuasa, bisa berlatih puasa.

sumber: Intisari Online

Suplemen kesehatan anakExtragreen jawabnya…

Komentari tulisan ini



Trouble clicking? Copy and paste this URL into your browser: http://subscribe.wordpress.com

Rabu, 27 Juli 2011

[New post] Seri TOGA: Usir Diabetes dengan Daun Salam

Seri TOGA: Usir Diabetes dengan Daun Salam

author : Agus Surono

fatma-snow.blogspot.com

Daun salam ternyata bisa dimanfaatkan untuk mengobati kudis dan gatal.

Pohon salam (Eugenia polyantha Wright.) tumbuh liar di hutan maupun ditanam di halaman rumah. Tingginya bisa mencapai 25 m. Daunnya rimbun, berbentuk lonjong, dan berujung runcing. Bisa diremas, daun salam akan mengeluarkan bau harum. Bunganya putih dan harum. Buahnya kecil-kecil sebesar buni. Mula-mula hijau lalu merah kehitaman.

Daun salam mengandung minyak atsiri yang bersifat antibakteri. Zat tanin yang dikandung bersifat menciutkan (astringent).

Kegunaan:

  • Diare:
    20 helai daun salam dicuci lalu direbus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal separonya. Saring. Minum 2x sehari, 1/2 gelas.
  • Diabetes:
    Segenggam daun salam dicuci, direbus dengan 3 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Saring. Setelah agak dingin diminum. Minum 3x sehari, masing-masing 1/3 bagian.
  • Sakit maag:
    20 helai daun salam dicuci, direbus dengan 0,5 l air bersama gula aren. Saring dan minum setiap hari.
  • Kudis dan gatal:
    15 helai daun salam dicuci lalu dilumatkan dan balurkan ke tempat yang gatal.

(Sumber: Intisari-Online/Tanaman Obat Keluarga)

Ngopi sekaligus mendapatkan khasiat Herba? Klik di sini…

Komentari tulisan ini



Trouble clicking? Copy and paste this URL into your browser: http://subscribe.wordpress.com

[New post] Tips Berpuasa Bagi Penderita DM

Tips Berpuasa Bagi Penderita DM

author : K. Tatik Wardayati

morgueFile

ilustrasi

Bagaimana dengan penderita Diabetes Melitus (DM) dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan nanti? Berikut beberapa catatan yang perlu disimak.

Siapa yang boleh berpuasa?

Mereka yang menderita DM ringan yang kadar gula darahnya cukup dikendalikan hanya dengan diet dan olahraga. Juga penderita DM sedang yang kadar gula darahnya dapat dikendalikan dengan minum obat.

Bagaimana perencanaan makannya?

Perencanaan makan disusun dengan pola: 2 kali makan utama dan 2 kali makan selingan dengan jumlah kebutuhan kalori sehari sama dengan hari biasa. Berikut pengaturannya:

  • Saat sahur: makanlah makanan padat yang nilainya 40% kebutuhan kalori sehari.
  • Saat berbuka: makanlah 50% kebutuhan kalori sehari yang dibagi menjadi 2 porsi.
  • Saat beduk berkumandang: makanlah makanan ringan/segar.
  • Setelah sembahyang maghrib: makanlah makanan padat. Pada saat ini, jangan makan berlebihan karena dapat menaikkan kadar gula darah secara cepat.
  • Sesudah tarawih: boleh ngemil dengan kalori ± 10% kebutuhan sehari.

Seperti hari-hari biasa, tetap hindari makanan manis. Selain itu, penuhi gizi seimbang: cukup kalori, karbohidrat, protein dan cukup minum. Lemak dan garam disesuaikan.

Bagaimana dengan minum?

Sama dengan kebutuhan pada hari biasa, 6 – 8 gelas per hari. Karena pada saat sahur tidak dapat minum dalam jumlah banyak, penuhi kebutuhan ini pada malam hari.

Bagaimana dengan obat diabetes?

Selama puasa, obat diabetes diminum saat berbuka puasa agar kadar gula darah bisa terkendali. Kalau ada obat antidiabetes yang diminum saat sahur, biasanya dokter akan memberikan setengah dosis.

Perlukah memantau gula darah?

Tentu saja! Hal ini untuk mewaspadai hipoglikemia.

sumber: Intisari Online

Plantisol-HPA, herbal untuk penderita diabetes

Komentari tulisan ini



Trouble clicking? Copy and paste this URL into your browser: http://subscribe.wordpress.com

Selasa, 26 Juli 2011

[New post] Tips Mengempukkan Daging

Tips Mengempukkan Daging

//

author : K. Tatik Wardayati

Mengempukkan daging sapi dengan dibungkus daun pepaya.

Ketika memasak dengan menggunakan bahan baku daging sapi, kadang-kadang hasil masakan masih agak keras dagingnya. Berikut ini beberapa cara yang bisa dicoba untuk membuat daging sapi menjadi empuk.

  • Daging yang liat bisa diempukkan dengan membungkusnya memakai daun pepaya. Getah pepaya mengandung papain yang bisa mengempukkan daging. Namun, jangan terlalu banyak memakai getah pepaya, daging akan berantakan dan tidak terasa seperti daging lagi.
  • Selain getah pepaya, daging bisa diempukkan dengan meat tenderizer, pengempuk daging yang dijual di toko-toko dan dipakai sedikit saja.
  • Agar daging atau buntut sapi yang sedang direbus cepat menjadi empuk, berilah segenggam beras pada air rebusan. Bila beras itu hancur bercampur dengan daging atau buntut sapi, berarti daging atau buntut sudah empuk.
  • Atau ambil buah nanas muda, parut lalu ambil airnya. Rendam daging dalam air nanas selama 1 jam. Setelah itu, daging pun akna lebih cepat empuk bila dimasak.

Jangan lupa untuk membeli daging yang tanpa lemak karena lebih sehat. Selamat memasak.

sumber: Intisari-Online

Ngopi sekaligus mendapatkan khasiat Herba? Klik di sini…

Komentari tulisan ini



Trouble clicking? Copy and paste this URL into your browser: http://subscribe.wordpress.com

[New post] Isi Kotak Obat

Isi Kotak Obat

author : K. Tatik Wardayati
Monday, 25 July 2011 - 02:04 pm

morgueFile: ilustrasi

Obat apa yang mesti tersedia di rumah kalau kita punya anak kecil? Berikut ini yang disarikan dari suatu situs kesehatan anak:

  • Termometer digital, senter.
  • Obat demam sirup (asetaminofen), cairan rehidrasi (oralit).
  • Salep hidrokortison (0,5%)
  • Alkohol swab untuk bersihkan termometer, gunting, dan lain-lain. Petroleum jelly untuk melumasi termometer, salep, dan cairan antiseptik untuk luka.
  • Losion tabir surya yang aman untuk anak.
  • Plester berbagai ukuran, kasa gulung, kasa biasa untuk luka, kapas.
  • Dropper, "spuit" suntikan tanpa jarum, sendok/cup untuk memberikan obat.
  • Heating pad, hot-water bottle, dan ice pack.
  • Kalau pernah alergi berat yang mengancam jiwa, epinephrine kit.

Jangan lupa untuk secara berkala dicek masa kadaluarsanya. Semoga membantu para orang tua yang punya anak kecil di rumah.

sumber: Intisari Online

Suplemen kesehatan anakExtragreen jawabnya…

Komentari tulisan ini



Trouble clicking? Copy and paste this URL into your browser: http://subscribe.wordpress.com

[New post] Buah Naga "Obat" Diabetes

Buah Naga "Obat" Diabetes

author : K. Tatik Wardayati

Buah ini dinamakan buah naga karena sulur-sulur pada kulit buahnya yang mengingatkan pada lidah naga. Warna kulitnya pink dengan warna hijau di bagian kepala buah dan ujung-ujung sulurnya. Uniknya, buah naga ini berasal dari tanaman kaktus yang terkenal tumbuhnya di daerah padang gurun gersang.

Banyak orang mengira buah naga ini berasal dari Cina. Karena buah yang dianggap membawa berkah ini hampir selalu hadir di setiap upacara pemujaan mereka. Buah naga adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus Asal buah ini dari Amerika Latin yang kemudian menyebar ke Israel, Australia, Cina, dan negara Asia Timur lainnya, Srilanka, dan akhirnya Asia Tenggara. Di Amerika Latin, buah naga dikenal dengan nama phitahaya, orang Inggris menyebutnya pitaya, di Vietnam dikenal sebagai thanh long, sementara orang Cina menyebutnya hu long gu atau long zhu gu.

Nama buah naga merujuk pada buah-buah yang dapat dimakan dari tumbuhan jenis:

  • Hylocereus undatus, yang buahnya berwarna merah dengan daging buah putih.
  • Hylocereus polyrhizus, yang buahnya berwarna merah muda dengan daging buah merah.
  • Selenicereus megalanthus, dengan kulit buah kuning dan daging buah putih.
  • Hylocereus costaricensis, buah naga dengan warna buah yang sangat merah.

Batang pohon buah naga berbentuk segitiga, durinya sangat pendek dan tidak mencolok, sehingga sering dianggap "kaktus tak berduri". Bunganya mekar pada awal senja jika kuncup bunga sudah berukuran sekitar 30 cm. Mahkota bunga bagian luar yang berwarna krem, mekar sekitar pukul sembilan malam, lalu disusul mahkota bagian dalam yang putih bersih, meliputi sejumlah benang sari yang berwarna kuning. Bunga seperti corong itu akhirnya terbuka penuh pada tengah malam. Karena itu buah naga dikenal sebagai night blooming cereus. Saat mekar penuh, buah naga menyebar bau yang harum. Aroma ini untuk memikat kelelawar, agar menyerbuki bunga buah naga.

Pada bagian duri, akan tumbuh bunga yang bentuknya mirip bunga wijayakusuma. Bunga yang tidak rontok berkembang menjadi buah. Buah naga bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah alpukat. Kulit buahnya berwarna merah menyala untuk jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah gelap untuk buah naga hitam, dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Di sekujur kulit dipenuhi dengan jumbai-jumbai yang dianalogikan dengan sisik naga. Oleh sebab itu, buah ini disebut buah naga.

Rasa dari buah naga ini manis-manis segar, ada rasa manisnya tapi tidak begitu kuat dengan sedikit sensasi rasa asam. Perpaduan antara manis dan asam dari buah pir dan stroberi ranum. Makanya kadang-kadang orang bule menyebutnya sebagai strawberry pear. Di sekujur daging buahnya bertaburan biji-biji kecil berwarna hitam yang aman bila dimakan.

Kandungan Gizi. Dalam 100 g buah naga, kandungan airnya cukup tinggi, hingga 90,2%, serat 0,7 – 0,9 g, sementara vitamin C-nya sebesar 4 – 25 mg. Sementara mineral yang terkandung dalam buah naga, antara lain, kalsium, fosfor, dan zat besi. Ada juga betakaroten, likopen, dan fitoalbumin yang bersifat antioksidan. Kandungan lemaknya, terutama terdapat pada bijinya, berupa asam lemak tak jenuh ganda.

Manfaat. Para ahli di Taiwan menganggap buah naga sebagai "obat" diabetes. Mereka menganjurkan para pasien diabetes tipe 2 untuk sering mengonsumsi buah naga karena kandungan seratnya yang dapat mengelola kadar gula darah.

Likopen pada daging buahnya yang merah memiliki sifat antikanker. Sifat antikankernya juga karena buah ini mengandung fitoalbumin, serat dan antioksidannya yang tinggi.

Buah ini juga sangat baik untuk sistem peredaran darah, efektif untuk mengurangi tekanan emosi dan menetralkan racun dalam darah, termasuk racun logam berat. Balitbang Pertanian RI, menyebutkan bahwa buah naga juga dapat menurunkan kadar kolesterol, memperbaiki fungsi ginjal dan tulang, serta meningkatkan kerja otak.

Tips memilih buah naga. Pilih buah naga yang sudah matang dengan ciri bila ditekan empuk serta warna kulitnya yang pink-nya menawan, pilih pula yang kulitnya mulus.

Bagaimana cara memakannya? Kupas saja kulitnya seperti halnya mengupas mangga atau pepaya, kemudian belah dua dan ambil isinya untuk disantap.

Seperti halnya apel dan pir, buah ini tahan disimpan lama, tapi jangan lupa masukkan di lemari pendingin.

Satu lagi, jangan kaget, bila kebanyakan makan buah naga merah, saat ke belakang  urin bisa berwarna merah lo…

sumber: Intisari Online

Ngopi sekaligus mendapatkan khasiat Herba? Klik di sini…

Komentari tulisan ini



Trouble clicking? Copy and paste this URL into your browser: http://subscribe.wordpress.com